
JOGJA, tiras.co – Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) sebagai lembaga pendidikan tinggi di bawah koordinasi Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) terus berbenah diri meningkatkan kemampuan SDM serta fasilitas yang dimiliki.<.p>
Sebagai perguruan tinggi, STTN terus berupaya meningkatkan mutu pendidikan, yang diharapkan akan membawa menuju dunia yang lebih luas dan terbuka.
Ketua STTN, Edy Giri Rahachman Putra PhD mengatakan tahun ini STTN membangun laboratorium iradiator gama, dengan aktivitas 10 kilo currie (kCi), pembangunan dormitory serta peningkatan laboratorium distributed control system (DCS). Selain itu, STTN juga terus berupaya meningkatkan kerja sama dengan beberapa instansi serta industri, seperti Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Guna Bangsa, PT Gamma Mitra Lestari, PT Intergi dan RSKB ANNUR Yogyakarta.
“Bahkan, saat ini STTN tengah berupaya mematangkan inisiasi kerja sama dengan Pemeriantah Perancis, dan juga mengundang beberapa expert untuk memberikan masukan bagi STTN ke depannya,” kata Edy Giri dalam wisuda 96 sarjana sains terapan di Auditorium STTN Babarsari, Yogyakarta, Rabu (27/9/2017).
Dari 96 sarjana yang diwisuda itu 34 dari program studi teknokimia nuklir, 28 wisudawan prodi elektronika instrumentasi dan 34 lainnya dari prodi elektro mekanika. “Secara keseluruhan ada 37 wisudawaan yang memperoleh predikat cumlaude,” sebutnya.
Menurut Edy Giri, tahun ini STTN juga berhasil mempertahankan kualitas layanan pendidikan,dengan memperoleh akreditasi B untuk prodi elektronika instrumentasi dan elektro mekanika. Alah satu daya saing sekaligus menjdi unggulan mahasiswanya dalah dengan dimilikinya sertifikasi surat izin bekerja (SIB) petugas proteksi radiasi (PPR).
Tahun ini dari keseluruhan 87 peserta, telah dinyatakan lulus oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dan berhak memperoleh sertifikat 77 orang. “SIB merupakan sebuah lisensi yang wajib dimiliki oleh pengguna zat radioaktif, baik industri maupun lembaga pemerintah yang memanfaatkan zat radioaktif,” katanya.
Kepala BATAN Prof Dr Ir Djarot Sulistio Wisnubroto dalam pesannya berharap agar para wisudawan cinta membaca dan menulis karena banyak orang pandai. “Suka membaca apa saja, termasuk novel,” pesannya.
Menurutnya, hanya satu dibanding seribu penduduk Indonesia yang mau membaca secara serius. Selain itu, selalu memotivasi diri karena suatu saat akan mengalami down, maka bagaimana menghadapi situasi naik-turun untuk bangkit. “Anda harus punya cita-cita besar,” ujarnya.
bambang sk