Home Berita Sarjana Lulusan STTN-Batan Supaya Suka Baca

Sarjana Lulusan STTN-Batan Supaya Suka Baca

0
Sarjana Lulusan STTN-Batan Supaya Suka Baca

JOGJA, tiras.co –Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Prof Dr Ir Djarot Sulistio Wisnubroto minta agar sarjana lulusan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN-Batan) Yogyakarta mencintai buku, bahkan membaca buku apa saja.

“Hal ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan kita, tapi juga meningkatkan wawasan kita, yang pada ujungnya tiap individu jauh lebih mudah bekerjasama, mau menghargai perbedaan dan juga jauh lebih toleran,” kata Djarot Sulistio Wisnubroto pada upacara wisuda Sarjana Sains Terapan STTN-Batan di Kampus STTN Batan, Babarsari, Yogyakata, Selasa (4/9).

Lebih lanjut disampaikan, membaca dalam kehidupan sehari-hari seringkali dilupakan dan sangat sering diabaikan, padahal membaca sangat bermanfaat sangat besar dalam kehidupan sehari-hari. Disebutkan, masyarakat Yahudi sangat menganjurkan membaca dan bahkan mereka seakan tak bisa hidup dan merasa tidak bermanfaat bagi hidupnya ketika ia tidak membaca. “Membaca, bagi kaum Yahudi adalah kecerdasan yang luar biasa yang memiliki manfaat sangat besar bagi meraka. Sehingga, mereka selalu menganjurkan diri mereka dan keluarga agar selalu membaca dan membaca,” sebutnya.

Menurutnya, ketika perempuan-perempuan mereka dalam keadaan hamil dan akan menjadi ibu, mereka punya cara tersendiri untuk menjadikan anaknya yang akan lahir nanti memiliki kecerdasan yang luar biasa, yaitu dengan cara membaca dan belajar apa pun yang dianggap penting dalam kehidupan mereka. Dalam hal kedokteran diungkapkan bahwa anak yang sedang dalam kandungan sangat terpengaruh dengan apa yang dilakukan oleh ibunya, baik itu makanan, pembicaran dan kelakuan. Hal-hal yang dilakukan ibunya akan juga berpengaruh pada sang bayi yang sedang di kandungnya. Sehingga para calon ibu dari mereka selalu menjaga ksehatan dengan menjaga pola makan, olahraga dan sebagainya di samping satu hal yang sangat diperhatikan, yaitu membaca. “Kita tahu daya pikir orang-orang Yahudi sangat laur biasa dalam berbagai hal. Itu semua dapat terjadi karena kegigihan mereka memperbanyak wawasan berpikir dengan membaca,” katanya.

Di Indonesia sendiri, tingkat literasi masyarakatnya sangat rendah. Bahkan menurut UNESCO, indeks tingkat membaca hanya 0,001. Artinya, di antara 1000 penduduk, hanya 1 orang saja membaca secara serius, atau di antara 250 juta penduduk hanya 250 ribu saja yang membaca serius. Ini berbanding terbalik dengan pengguna internet yang jumlahnya mencapai 88,1 juta.

Sebelumnya, Ketua STTN-Batan Edy Giri Rachman Putra PhD menyebut wisuda kali ini sangat istimewa karana dari jumlah 101 wisudawan, 45 di antaranya berhasil lulus dengan predikat cumlaude. Selain itu, wisuda kali ini merupakan angkatan pertama lulusan dari program beasiswa Pemprov Kalimantan Barat yang berjumlah 24 dari 26 mahasiswa yang terdiri dari 8 Prodi Teknokimia Nuklir, 8 Prodi Elektronika Instrumental dan 8 dari Prodi Elektro Mekanika. Dari 24 wisudawan program beasiswa Pemprov Kalbar tersebut 13 di antaranya berpredikat cumlaude.

Edy Giri mengatakan, salah satu daya saing sekaligus menjadi keunggulan mahasiswa STTN adalah dibekalinya mahasiswa dengan sertifikasi Surat Izin Bekerja Petugas Proteksi Radiasi (SIB PPR). SIB PPR merupakan sebuah lisensi yang wajib dimiliki oleh pengguna zat radioaktif baik industri maupun lembaga yang memanfaatkan zat radioaktif. Pada 2018, dengan jumlah peserta sebanyak 87 orang, 86 orang dinyatakan lulus dan berhak memiliki SIB PPR oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten). Ini berarti, sebesar 98,85% mahasiswa STTN yang mengikuti kursus SIB PPR dinyatakan lulus.

bambang sk

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here