
JOGJA, tiras.co – Halal atau tidaknya suatu komponen misal makanan merupakan sesuatu yang penting bagi umat Islam. Pasalnya, halal atau tidaknya sesuatu misalnya makanan akan berimbas pada keberkahan hidup seorang muslim yang merupakan perintah Allah SWT. Kendati demikian halal bukan hanya untuk muslim, banyak negara yang penduduknya nonmuslim mempercayai produk halal.
Pentingnya melihat halal dan haram, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) tergerak untuk merintis Halalan Thayiban Center (HTC). Wacana untuk membangun HTC sebenarnya sudah muncul dalam kurun waktu lima tahun terakhir dan terus dibicarakan keberadaannya.
Akhirnya, terwujudlah Halalan Thayiban Center ditandai dengan peluncurannya di kampus terpadu UMY Gedung Twin Building E7. Bersamaan dengan peluncuran, digelar pula kuliah umum bertema ”The Role and Responsibilty of Dakwah Muhammadiyah in Promoting Halal”.
Dua pakar, Direktur LPPOM MUI Yogyakarta Prof Dr Ir Trijoko Wisnu Murti DEA dan Direktur Halal Science Center Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand, Prof Dr Winai Dahlan menjadi pembicara dalam kuliah umum tersebut.
”Banyak kejadian di masyarakat yang perlu dipertanyakan kehalalannya misalnya dalam makanan saat ini masih ada fenomena ayam tiren, ayam yang mati kemarin tapi masih diperjualbelikan dan dikonsumsi. Halalan Thayyiban Center ini merupakan salah satu langkah nyata dari UMY sebagai pusat akademis agar bisa ikut membantu mengedukasi masyarakat,” papar Head of Halalan Thayyiban Center UMY, Dr Iman Permana MKes PhD, Senin (11/9/2017).
Sosialisasi ke Masyarakat
Menurut Iman halal bukan hanya untuk umat Islam. Keberadaan HTC bukan hanya mencari bukti ilmiah namun juga nantinya bisa mensosialisasikan berbagai hal ke masyarakat.
Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan, Alumni dan AIK, Hilman Latief MA PhD mengatakan merupakan sebuah kemajuan tersendiri bagi UMY karena halal sudah menjadi kepentingan orang banyak. Berbagai negara sudah terus mengembangkan wacana tentang halal termasuk yang paling maju di Thailand.
Trijoko Wisnu Murti menyampaikan seorang muslim ketika beribadah harus dalam keadaan suci atau tidak terkontaminasi najis. Permasalahan halal menjadi sangat penting dan perlu menjadi Halalan Thayyiban Life Style. Di dalam kalimat perintah Allah menunjukan bahwa makanlah makanan yang halal terlebih dahulu baru setelah itu beramal sholeh. Namun bukan berarti halal hanya untuk umat Islam tapi halal adalah untuk semua orang.
”Banyak negara yang warganya bukan mayoritas Islam justru mencari produk-produk makanan ataupun hal lainnya yang bersifat halal. Jepang sudah sering memesan produk-produk halal dan mereka mengatakan produk halal merupakan produk yang baik. Halal bukan hanya untuk muslim tapi bagi semua orang,” tegas Winai.
yudhistira