
JOGJA, tiras.co –
Massa dari berbagai daerah tumpah ruah di persimpangan Tugu Yogyakarta, kemarin. Mereka mengikuti shalawat kebangsaan dan aksi damai memperingati lahirnya Pancasila sekaligus berkomitmen menjaga kesatuan bangsa dan negara. Pada kesempatan tersebut, massa menolak segala bentuk radikalisme dan intoleransi yang masih marak terjadi.
Mereka yang tumplek blek merupakan gabungan berbagai elemen masyarakat dan menamakan Aliansi Bela Garuda. Massa tak sekadar datang dan mendengarkan orasi serta bersholawat. Mereka juga menampilkan berbagai kesenian tradisional seperti seni gedruk, tari-tarian tradisional dari ISI Yogyakarta, pasukan prajurit keraton, sholawat badar Banser NU.
“Kami sampaikan pesan damai dari Jogja, mari semua elemen mewujudkan toleransi, tepa selira dalam kehidupan sehari-hari, mencegah konflik yang berpotensi memecah-belah bangsa serta mengembangkan persaudaraan kemanusiaan,”tandas juru bicara aksi, Ispurwanto.
Di akhir acara, mereka membagikan takjil kepada siapa saja yang mengikuti maupun menonton jalannya kegiatan yang meriah, penuh persaudaraan. Bendera merah putih, lambang negara Pancasila menjadi warna dominan kegiatan tersebut. Sebagian besar anak-anak muda yang peduli pada kondisi kekinian serta prihatin pada ulah kelompok-kelompok yang mengancam persatuan bangsa dan negara.
Selain aksi Bela Garuda, kelompok lain juga menggelar #Ayo Sinau Pancasila yang berlangsung di titik nol kilometer. Ratusan anak muda milenial membangun kesadaran dan mengajak teman-temannya sesama anak muda untuk belajar Pancasila sekaligus mempraktikkannya.
“Kami berusaha mengajak anak muda seluruh Indonesia untuk turut serta dama proses pembangunan karakter bangsa, menumbuhkan rasa cinta Tanah Air, membangkitkan nasionalisme,”tandas koordinator aksi, Endro Sulaksono.
Gandeng Tangan
Kebersamaan generasi milenial ditandai dengan flashmob bersatunya semangat anak-anak muda yang gandrung kebersamaan. Mereka bergandeng tangan membentuk barisan menandakan eratnya persaudaraan tanpa memandang suku, agama, golonganm bahasa dan lainnya.
Mereka merupakan anak-anak muda dari berbagai daerah yang berada di Yogyakarta. Keberadaan mereka di Kota Budaya mulai dari belajar, bekerja, berwisata dan aktivitas lain. Mereka sangat bersemangat berkomitmen dalam satu sikap untuk Indonesia tercinta.
Kegiatan yang sama juga berlangsung di taman parkir Stadion Mandala Krida Yogyakarta. Ribuan orang berkumpul menyatakan tekad kesetiaan pada NKRI, Pancasila dan UUD 1945. Mereka membawa bendera merah putih, mengenakan busana dari berbagai daerah dan menampilkan sejumlah kesenian tradisional.
“Kita tidak butuh pengkhianat, kita tidak butuh Sengkuni, yang dibutuhkan bangsa ini adalah pemimpin yang punya komitmen kebangsaan kuat serta mau bekerja keras, kerja, kerja dan kerja,” teriak aktivis Muhammadiyah, Ahmad Ma’ruf.
Dia menegaskan Indonesia memiliki pondasi kuat yang lahir dari para pendiri bangsa yakni Pancasila dan UUD 1945. Sudah selayaknya lahirnya Pancasila diperingati tetapi juga diisi dengan semangat untuk terus bekerja keras mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat.
yudhistira