
MISS Earth Indonesia 2017 Michelle Victoria Alriani (20) siap mengikuti kompetisi Miss Earth tingkat dunia di Filipina pada November 2017 mendatang. Di ajang kompetisi kecantikan dunia nanti, duta dari Kota Budaya Yogyakarta itu bakal membagikan pesan filosofi kehidupan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Ketua Yogyakarta Seni Nusantara (YSN) KPH Wironegoro menjelaskan, garis besar konsep yang nanti dibawa mahasiswi Fakultas Hukum UGM itu adalah “Hememayu Hayuning Bawana” yang mempromosikan kepedulian terhadap lingkungan hidup.
“Makna yang ingin disampaikan adalah mengajak manusia untuk memperindah manusia, negara, dan dunia dengan dimensi budaya dan spiritual. Sehingga lahirlah insan-insan yang berperasaan halus dan berjiwa luhur,” tutur KPH Wironegoro penuh harap, saat memperkenalkan Michelle di Indische Koffie kompels Benteng Verderburg, Yogyakarta, Selasa (12/9/2017).
Menurutnya, dipilihnya tema tersebut karena Hamemayu Hayuning Bawana memiliki filosofi tinggi. Miss Earth Indonesia Michelle mengaku kepercayaan dirinya semakin mantap dengan bergabungnya KPH Wironegoro. ”Masukan-masukan beliau cukup baik, hingga membuat saya semakin percaya diri mengikuti kompetisi nanti,” aku Michelle.
Bahkan, lanjut perempuan kelahiran Bandung, 20 April 1997 ini, dirinya sudah mempersiapkan berbagai busana untuk kompetisi di Filipina. Tim perancang busana dan perhiasan di antaranya Idha Jacinta, Devina A, Ghamestra, Layyina dan Nareswari dari Jakarta. Mereka merancang beberapa busana dan perhiasan bertema peduli lingkungan hidup berbahan unik dan beragam dari batik hingga bahan-bahan bekas. ”Semua karya dirancang bukan hanya indah, namun penuh makna,” tutur Michelle.
Semua gaun akan didominasi warna putih melambangkan kesucian hati, warna pink melambangkan kelembutan batin, ornamen bunga-bunga melambangkan harapan dan kecantikan dan ornamen burung menggambarkan tentang nilai-nilai luhur.
Michelle mengaku sepenuhnya bekerja keras untuk memahami nilai-nilai yang terkandung dalam filosofi keraton. Dari artian harfiah, filosofi Keraton Ngayogyakarta ini kiranya sesuai dengan perkembangan zaman dan tantangan ke depan akan lingkungan. Ia berharap nantinya bisa menyampaikan pesan ini dengan baik. Di saat dunia mengagungkan pemikiran-pemikiran modern untuk menyelesaikan masalah lingkungan hidup, Michelle menawarkan solusi alternatif berupa kearifan lokal.
Duta Lingkungan yang menguasai 4 bahasa, yakni bahasa Indonesia, Inggris, Perancis dan Jepang ini akan mempromosikan kearifan Indonesia untuk dunia.
bambang sk