
JOGJA, tiras.co – Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro membentuk tim akselerasi percepatan produksi vaksin merah putih.
Tim terdiri atas kumpulan pakar dari berbagai perguruan tinggi diharapkan bisa mendorong lahirnya vaksin dari hasil inovasi karya anak bangsa sendiri. Penyerahan Surat Keputusan Tim akselerasi vaksin merah putih diberikan langsung oleh Menristek pada perwakilan perguruan tinggi pada acara peluncuran Bakti Inovasi Indonesia dan pameran produk inovasi penanganan Covid-19 di Ballroom Royal Ambarukmo, Yogyakarta, Kamis (26/11/2020).
Bambang mengatakan vaksin merah putih apabila sudah berhasil dikembangkan dan sudah mendapat izin produksi serta persetujuan dari WHO, pemanfaatannya akan diprioritaskan untuk masyarakat. Pasalnya, kebutuhan vaksinasi untuk pencegahan penularan Covid-19 sangatlah besar, mencapai 187 juta orang yang perlu divaksin. Ia menerangkan setiap individu yang mendapat jatah suntikan vaksin akan mendapat dua kali proses vaksinasi.
Menristek menghitung setidaknya dibutuhkan 360 juta lebih vaksin yang dibutuhkan. Apabila di dalam negeri sudah terpenuhi dan dapat izin produksi massal maka baru akan ditawarkan ke negara lain.
Langkah Cepat
”Pengembangan vaksin merah putih sangat ditunggu masyarakat. Kami melakukan langkah cepat dengan membentuk tim percepatan pembuatan vaksin. Selain vaksin, kami juga mendorong lahirnya produk inovasi yang lain untuk mendukung penanganan Covid-19. Kami ingin produk inovasi yang dihasilkan perguruan tinggi dan lembaga penelitian bermanfaat sebagai langkah percepatan penanganan pandemi,” tandas Bambang.
Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengembangan, FKKMK UGM, dr Yodi Mahendradhata MSc PhD mengatakan ada dua orang dari UGM yang ditunjuk dalam tim akselerasi vaksin merah putih. Keduanya ahli mikrobiologi Prof Tri Wibawa dan Ahli Kesehatan Anak, dr Ida Safitri Laksanawati Sp AK.
Yodi menuturkan pengembangan vaksin merah putih sudah dilakukan oleh tim peneliti UGM di laboratorium FKKMK. Adapun pengembnagan vaksin merah putih di UGM menurutnya lebih dikembangkan pada model DNA protein rekombinan dan adjuvan.
Pengembangan vaksin tergabung dalam konsorsium di UI, ITB dan UGM dengan banyak platform namun yang dikembangkan di UGM lebih kepada pengadaan bahan untuk protein rekombinan dan adjuvan.
Pada pameran produk produk inovasi untuk penganan Covid-19, setidaknya ada 18 produk inovasi yang dipamerkan. Beberapa di antaranya RI-GHA sebagai alat diagnosis cepat Covid-19 berbasis antigen dari UGM, Imunomodulator dari LIPI, produk ventilator dari Polman Bandung, robot pembuka pintu dari ITS, serta produk minuman wedang uwuh dan teh jahe dari UGM.
yudhistira