Home Berita BISMA akan Jadi Ajang Pelaku Ekonomi Kreatif

BISMA akan Jadi Ajang Pelaku Ekonomi Kreatif

0
BISMA akan Jadi Ajang Pelaku Ekonomi Kreatif

JOGJA, tiras.co – Dari 8,2 juta usaha ekonomi kreatif (ekraf), baru 16.000 usaha ekraf yang tergabung dalam Bekraf Information System in Mobille (BISMA).

Direktur Riset dan Pengembangan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Dr Ir Wawan Rusiawan MM menyebutkan, kendala utama belum banyak bergabungnya usaha ekraf dalam BISMA adalah soal Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) yang belum dimiliki pelaku ekraf. “HAKI inilah yang membedakan usaha bisa dikategorikan sebagai usaha kreatif atau tidak,” kata Wawan dalam even BISMA Goes to Get Member (BIGGER) di Yogyakarta, Selasa (10/7).

Hadir pula dalam sosialisasi BISMA saat itu Deputi Pemasaran Josua Puji Mulia Simanjuntak dan Direktur Harmonisasi dan Standarisasi Sabartua Tampubolon.

Bekraf memaparkan baru sekitar 11 persen dari total usaha yang memiliki HAKI.Khusus di DIY, dari 172.230 usaha ekraf yang terdata, baru 590 yang tergabung di BISMA. Kebanyakan usaha yang tergabung bergerak di bidang fashion, kuliner, dan kriya.

BISMA adalah sistem data usaha kreatif di Indonesia dan memudahkan calon pembeli mendapatkan produk yang diinginkan. BISMA juga diharapkan menjadi ajang komunikasi antar pelaku usaha ekonomi kreatif dengan Bekraf terkait program dan dukungan.

Dengan tingkat jaringan informasi yang lebih baik dibandingkan daerah atau kota lain, Bekraf menilai DIY memiliki potensi besar untuk bergabung dengan BISMA. Namun demikian diakui, tinggal bagaimana memberikan sosialisasi dan dukungan kepada pelaku-pelaku di tiga sektor besar untuk memanfaatkan BISMA “Kebanyakan memang pelaku usaha yang belum tergabung tidak memahami teknologi informasi,” katanya.

Bekraf menargetkan mulai tahun depan akan mengumpulkan data base 2,2 juta pelaku usaha yang tersebar di 99 kota dan 1 kabupaten. Keseluruhan data akan terhimpun dalam BISMA. Wawan menyebut, angka 2,2 juta ini didapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS). Mereka tersebar di 99 kota dan 1 kabupaten.

Deputi Pemasaran Bekraf Josua Puji Mulia Simanjuntak menyebutkan, salah satu keuntungan pelaku usaha ekraf bergabung di BISMA adalah menambah nilai tambah produk yang dihasilkan. Dari BISMA, pelaku usaha ekraf diharapkan mengetahui kekurangan produknya dibandingkan lainnya sehingga menambah nilai jual. “Nilai jual inilah yang menjadi kunci pemasaran,” tunjuknya.

Josua menilai pentingnya kehadiran nilai tambah produk yang dihasilkan, sebab apapun kondisi pasar yang sedang terjadi produk itu tetap akan diterima pasar, baik di dalam maupun luar negeri. Terlebih lagi adanya ancaman perang dagang antarnegara adikuasa, produk ekraflah yang nantinya menjadi ujung tombak perdagangan internasional.

bambang sk

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here