
JOGJA, tiras.co – Memasuki era baru yang disebut Revolusi Industri 4.0, dimana semua dilakukan menggunakan teknologi. Maka, kelompok atau orang yang tidak bisa mengikuti perkembangan zaman yang begitu cepat akan dengan mudah tenggelam. Sektor bisnis salah satunya, untuk bisa tetap eksis dan bertahan di tengah persaingan, maka pelaku bisnis harus bisa memanfaatkan teknologi dengan baik untuk berinovasi.
“Jika para pelaku bisnis tidak bisa mengikuti perkembangan teknologi yang ada, maka akan tertinggal,” kata Direktur Utama Bank Pembangunan Daerah (BPD) DIY Drs Santoso MM dalam workshop “Creative Business in Destruptive Innovation 4.0” di Gedung Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Sabtu (27/4/2019).
Menurut dia, bank juga menjadi salah satu lembaga keuangan yang harus bisa memanfaatkan teknologi dengan baik dan tepat. “Kalau bank tidak mengandalkan teknologi informasi tentu akan ditinggalkan para nasabahnya,” sebutnya.
Disampaikan, perkembangan teknologi finansial (fintech) juga harus dimanfaatkan oleh para praktisi bisnis sebagai salah satu cara untuk bisa berkembang dan memperluas mitra dari bisnis yang dijalankan. “Bagaimana fintech kita gunakan sebagai perpanjangan tangan untuk menjangkau para nasabah yang berada pada pada level tertentu,” tambahnya.
Pada kesempatan sama, CEO ESRI Indonesia Digantara Tarmizi mengutarakan, perkembangan teknologi kecerdasan buatan yang diciptakan manusia sudah dapat menyamai kecerdasan manusia dalam beberapa hal. Karena itu diingatkan kemampuan manusia harus tetap ditingkatkan. Ini supaya bisa memanfaatkan kemajuan teknologi dengan baik serta tepat.
“Kadang-kadang kita perlu bertanya, apakah skill yang kita miliki sudah cukup menghadapi era Revolusi Industri 4.0 atau skill yang kita miliki masih tertinggal. Cari hal-hal yang bisa membantu kita memahami semua perubahan-perubahan dahsyat di bidang teknolgi digital, karena apabila kita mampu mencari dengan tepat pasti tidak akan tenggelam,” ungkapnya.
Sementara itu, Ir H. Heppy Trenggona MKom dari Indonesia Islamic Business Forum (IIBF) menyayangkan perilaku konsumtif orang Indonesia yang terpengaruh dengan kemajuan teknologi yang ada. Dia sampaikan, Indonesia menempati urutan kedua sebagai negara paling konsumtif. “Indonesia hari ini menjadi sasaran empuk para pengusaha dari luar negeri,” katanya.
Dijelaskan pula, jalan keluar untuk menjadi negara yang maju dengan cara menggunakan serta mengkonsumsi barang yang diproduksi dari dalam negeri. Semangat wirausaha dan mencintai produk dalam negeri menjadi langkah yang tepat untuk menjadi negara yang besar. bambang sk